Menciptakan Strategi Dakwah Kekinian
Komunikasi efektif adalah memahami bahwa kita semua memiliki pandangan dan pemahaman yang berbeda, serta menggunakan pemahaman ini sebagai panduan untuk berkomunikasi dengannya. -Anthony Robbins
Komunikasi sudah mnjadi bagian dari kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup manusia. Sebanding dengan kebutuhan akan sandang dan pangan. Jika saja komunikasi tidak ambil bagian dlm kebutuhan manusia, tentu Allah tidak perlu menciptakan Hawa sebagai teman hidup nabi Adam a.s.
Yg perlu diperhatikan, komunikasi bukan hanya soal "berbicara" dg mulut, atau bertukar pesan lewat tulisan saja. Bahkan peranan bahasa nonverbal sangat dominan (55%) dalam kelangsungan hidup kita. Dibanding dengan verbal (7%) dan voice (38%) yang dapat direspon oleh otak pada sebuah komunikasi. Hakikatnya manusia sudah berbicara bahkan sebelum mereka berbicara. Karena bahasa nonverbal (bahasa tubuh, penampilan, dsb) memegang peranan yang sangat penting.
Manusia hanya akan melakukan apa yang menurut otak mudah dikerjakan. Dan yg mudah itu cenderung negatif. Maka wajar saja, manusia secara umum lebih mudah melanggar aturan agama dibanding mentaatinya. Dalam Islam, Bukankah perkara yang paling mudah untuk ditinggalkan adalah sholat ?
Nah, karena latar belakang masalah itulah, kita perlu mencari solusi yg lebih ampuh untuk mengajak manusia berbuat kebaikan.
Mungkin mudah saja bagi orang yg sudah terbiasa berkarakter baik karena didikan dan lingkungan pergaulannya pun menerapkan akhlakul karimah. Tapi akan berbeda jika kita mengajak berbuat baik pada orang yg prilakunya buruk. Atau tidak terbiasa berakhlak baik. Maka, yang akan kita lakukan adalah membuat aturan baru dalam kehidupannya. Seperti yang disebutkan Nicollo Machiavelli bahwa "Tidak ada hal yang lebih tidak pasti atau lebih berbahaya daripada mendirikan suatu peraturan yang baru" (Il Principe hal. 48) sebagai ruang lingkup kecilnya, saat kita memberikan nasehat atau ajakan untuk berakhlak baik pada seseorang yg tidak diatur dalam aturan hidupnya (secara pribadi) untuk berakhlakul karimah. Maka akan sangat sulit dia menerima aturan baru tersebut.
Sebab lainnya adalah karena manusia hanya akan melakukan hal baru (inovasi) sebesar 38% saja dan 62% melakukan pengulangan. Jika penyambungkan pada konsep komunikasi, mari kita perhatiakan bagaimana peranan sebuah "iklan" dengan durasi hanya 1 menit dalam media elektronik dan papan reklame yg kita lihat secara "berulang" mampu menghipnotis konsumen lebih banyak lagi. Atau sekedar mendapat perhatian lebih dominan terhadap objek komunikasi. Secara tidak sadar kita mampu menghafal informasi iklan sama persis juga mengikuti bahasa nonverbal yang iklan sajikan secara rutin itu. Contoh efek nonverbal yang diterima yakni melakukan goyangan yang sama secara berkala sekalipun kita membencinya.
konsep ini sangat penting dalam strategi dan pemecahan masalah sebelumnya. Sulitnya menerapkan aturan baru pada manusia dapat dengan mudah diatasi salah satunya dengan memakai konsep periklanan tadi. Kita bisa menggunakan kaos atau sesuatu yang berisikan dakwah secara rutin sebagai media periklanan kita untuk menyuntikkan dakwah dan peluang diterima dengan baik pun akan semakin besar.
Masih banyak strategi yang bisa kita lakukan untuk berdakwah. Karena dakwah tak harus selalu ceramah. Dengan memahami ilmu komunikasi, yakni konsep dasar manusia bertahan hidup dan bersosialisasi, dengan lebih peka lagi kita akan memanfaatkan peluang ini.. peluang untuk membuat strategi "dakwah yg kekinian"..
Prinsip dakwah yang harus diterapkan, adalah mengajak bukan memaksa. Bagaimana kita menerapkan konsep "amar ma'ruf nahy munkar" (Q.S. Ali Imran : 104) dengan ilmu komunikasi modern. Jika strategi ini mampu kita kuasai, objek dakwah akan taat pada aturan agama tanpa harus dipaksa.
Saat ini, kita berada pada masa dimana berbagai fitur media sosial lebih modern dan lebih mudah diakses. Media sosial kini sudah menjadi candu untuk semua manusia. Khususnya bagi para remaja. Selaku bagian dari Remaja, dan selaku Pelajar Muslim dengan memahami ilmu komunikasi, kita manfaatkan moderninasi ini dalam menciptakan media dakwah yang kekinian.
Komunikasi sudah mnjadi bagian dari kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup manusia. Sebanding dengan kebutuhan akan sandang dan pangan. Jika saja komunikasi tidak ambil bagian dlm kebutuhan manusia, tentu Allah tidak perlu menciptakan Hawa sebagai teman hidup nabi Adam a.s.
Yg perlu diperhatikan, komunikasi bukan hanya soal "berbicara" dg mulut, atau bertukar pesan lewat tulisan saja. Bahkan peranan bahasa nonverbal sangat dominan (55%) dalam kelangsungan hidup kita. Dibanding dengan verbal (7%) dan voice (38%) yang dapat direspon oleh otak pada sebuah komunikasi. Hakikatnya manusia sudah berbicara bahkan sebelum mereka berbicara. Karena bahasa nonverbal (bahasa tubuh, penampilan, dsb) memegang peranan yang sangat penting.
Manusia hanya akan melakukan apa yang menurut otak mudah dikerjakan. Dan yg mudah itu cenderung negatif. Maka wajar saja, manusia secara umum lebih mudah melanggar aturan agama dibanding mentaatinya. Dalam Islam, Bukankah perkara yang paling mudah untuk ditinggalkan adalah sholat ?
Nah, karena latar belakang masalah itulah, kita perlu mencari solusi yg lebih ampuh untuk mengajak manusia berbuat kebaikan.
Mungkin mudah saja bagi orang yg sudah terbiasa berkarakter baik karena didikan dan lingkungan pergaulannya pun menerapkan akhlakul karimah. Tapi akan berbeda jika kita mengajak berbuat baik pada orang yg prilakunya buruk. Atau tidak terbiasa berakhlak baik. Maka, yang akan kita lakukan adalah membuat aturan baru dalam kehidupannya. Seperti yang disebutkan Nicollo Machiavelli bahwa "Tidak ada hal yang lebih tidak pasti atau lebih berbahaya daripada mendirikan suatu peraturan yang baru" (Il Principe hal. 48) sebagai ruang lingkup kecilnya, saat kita memberikan nasehat atau ajakan untuk berakhlak baik pada seseorang yg tidak diatur dalam aturan hidupnya (secara pribadi) untuk berakhlakul karimah. Maka akan sangat sulit dia menerima aturan baru tersebut.
Sebab lainnya adalah karena manusia hanya akan melakukan hal baru (inovasi) sebesar 38% saja dan 62% melakukan pengulangan. Jika penyambungkan pada konsep komunikasi, mari kita perhatiakan bagaimana peranan sebuah "iklan" dengan durasi hanya 1 menit dalam media elektronik dan papan reklame yg kita lihat secara "berulang" mampu menghipnotis konsumen lebih banyak lagi. Atau sekedar mendapat perhatian lebih dominan terhadap objek komunikasi. Secara tidak sadar kita mampu menghafal informasi iklan sama persis juga mengikuti bahasa nonverbal yang iklan sajikan secara rutin itu. Contoh efek nonverbal yang diterima yakni melakukan goyangan yang sama secara berkala sekalipun kita membencinya.
konsep ini sangat penting dalam strategi dan pemecahan masalah sebelumnya. Sulitnya menerapkan aturan baru pada manusia dapat dengan mudah diatasi salah satunya dengan memakai konsep periklanan tadi. Kita bisa menggunakan kaos atau sesuatu yang berisikan dakwah secara rutin sebagai media periklanan kita untuk menyuntikkan dakwah dan peluang diterima dengan baik pun akan semakin besar.
Masih banyak strategi yang bisa kita lakukan untuk berdakwah. Karena dakwah tak harus selalu ceramah. Dengan memahami ilmu komunikasi, yakni konsep dasar manusia bertahan hidup dan bersosialisasi, dengan lebih peka lagi kita akan memanfaatkan peluang ini.. peluang untuk membuat strategi "dakwah yg kekinian"..
Prinsip dakwah yang harus diterapkan, adalah mengajak bukan memaksa. Bagaimana kita menerapkan konsep "amar ma'ruf nahy munkar" (Q.S. Ali Imran : 104) dengan ilmu komunikasi modern. Jika strategi ini mampu kita kuasai, objek dakwah akan taat pada aturan agama tanpa harus dipaksa.
Saat ini, kita berada pada masa dimana berbagai fitur media sosial lebih modern dan lebih mudah diakses. Media sosial kini sudah menjadi candu untuk semua manusia. Khususnya bagi para remaja. Selaku bagian dari Remaja, dan selaku Pelajar Muslim dengan memahami ilmu komunikasi, kita manfaatkan moderninasi ini dalam menciptakan media dakwah yang kekinian.
Comments
Post a Comment