seorang santri misterius #3 jangan baca catatan ini
Ini hanya soal hati yang berbisik pelan membangunkan logika yang masih terperangkap dalam sebuah memori abstrak. Ini soal Pikiran yang kembali bertamasya pada tempat yang tak pernah ia pijaki. Pikiran yang kembali berelaksasi pada udara yang tak pernah ia hirup. Pikiran yang kembali tergugah untuk menelusuri kemana arah jejak itu melangkah. Pemilik jejak yang nyatanya hanyalah seseorang yang pernah hidup dalam ilusi masa lalu. Atau bisa jadi masa depan, semoga saja.
Ini soal perasaan hati yang tak bisa ditafsirkan. Pada seseorang yang entah siapa. Entah ada atau tidak. Entahlah.. seperti ada serpihan puzzle bergeletakan pada jiwaku. dan satu lagi tersangkut pada bayangannya. Aku harus mengejarnya. Aku harus menyelesaikan teka teki ini. aku harus.... berhenti !
Ada sesuatu yang aneh bersemayam dalam hatiku. Seperti perasaan ketika berteriak sekeras mungkin pada tengah malam saat ujian sabuk pencak silat SMP lalu ketika habis dikata-katain senior. Tapi juga seperti perasaan tenggelam tersedak air laut yang asin ketika ombak menghadang di pantai pangandaran. Atau seperti jatuh dari pohon mangga nenek depan rumah. Juga rasanya seperti saat sedang lompat tarzan di mata air gunung Citumang yang airnya teramat sangat jernih. Ada rasa bahagia juga rasa sakit.
Apa mungkin ini rindu ? ah, sudah 2 tahun berlalu. Itu semua hanya perjalanan di sebuah alam bawah sadar. Ketika rohku Allah biarkan berkeliaran hingga masih bisa kembali pada jasadnya. Hanya roh yang bertemu. Dan, Roh adalah sesuatu yang tak mungkin aku pahami.
Satu hal yang membuatku kacau. Pertanyaan ini terus menghujamku. Kapankah aku akan menemuinya lagi ?
Tolong, cerita ini belum usai. Aku ingin menemuinya lagi, walau dalam ilusi yang sama. Lebih lebih jika bisa bertemu dengannya sebagai wujud nyata.
Lalu kenapa Allah mempertemukanku dengannya jika aku tak akan bertemu dengannya ? jika tad ada alasan pasti atas hal itu, maka itu akan sangat menyiksa kewarasanku.
Aku akan mencarinya. Ah, cukup ! bukankah aku sudah bilang berhenti saja ?! mengharapkan sesuatu yang mustahil, konyol sekali rasanya. Merasakan sesuatu yang tidak ada, lebih konyol lagi nyatanya. Dan, kini aku hidup dimana sebenarnya ? bolehkah aku tetap hidup dalam kepercayaan konyol ini ?
Allah, hanya satu realita yang aku tahu kini. Sungguh, aku merindukannya..
Biar saya tebak, pasti ini pasti curahan hati yg paling dalem, eh bukan, bukan. Mungkin paling cuma sensasi remaja...
ReplyDeleteEm, masih sma? Di pesantren? Hehehe...
Cm nebak, krn tersesat di blog abnormal seperti judul blog ini....wkwk, eh sepintas baca kok pengen baca... sorry yaa...
hehe...
Deletecuma sensasi mimpi. ya, masih skolah. kls 12 pesantren yang gak mondok.
selamat krna sudah tersesat di blog ini.. :D