Aku Perempuan



Hai. Apakah kamu juga perempuan ? Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa Tuhan menciptakanmu sebagai seorang perempuan ? Padahal kamu tidak pernah meminta untuk terlahir sebagai seorang perempuan. Bahkan kamu sendiri tidak pernah meminta untuk diciptakan bukan ?

Laki laki. Kenapa ada laki laki ? Kenapa ada perempuan ? Lalu apa lagi itu gender ? Feminim dan maskulin ?
Apa kamu pernah mengalami hal sama denganku, dengan, mungkin, yang lainnya juga?

Ketika kamu kecil mencintai boneka yang cantik, bermain masak masakan, dan beberapa kegiatan keperempuanan lainnya namun saat itu juga kamu kecil mencintai berenang di sungai, memanjat, bermain bola, bahkan berkelahi juga beberapa kegiatan kelelakian lainnya ?

Ah, wajar. Mungkin itu karena kamu kecil belum mengerti apa itu gender. Dan layaknya kamu kecil, aku kecil juga memiliki mimpi yang sangat tinggi dan sering orang dewasa bilang tidak realistis.

Di suatu hari,pertanyaan demi pertanyaan semakin membuatku frustasi. Kenapa aku ini ? Siapa aku ini ? Tapi, kenapa harus perempuan?
Pernahkah kamu, yang juga perempuan, bertanya-tanya dan merasa iri terhadap mereka yang diciptakan sebagai laki-laki ?
Bekali-kali menangis, saat membaca atau membayangkan kisah Meninggalnya Rasulullah saw. Berkali-kali menangis saat mengenang para syahid yang berperang di medan pertempuran melawan kaum munafik dan kafir. Dan lagi-lagi mereka semua laki-laki.

Aku juga ingin menjadi bagian dari para syahid itu, Allah ...

Tapi, aku ini perempuan.
Yang terkadang tak suka dengan tingkah perempuan itu sendiri. Terkadang pula sibuk memantaskan diri di cermin layaknya laki-laki. Tapi tetap berjilbab (?) Sampai kapan seperti ini terus ? Aku tetaplah perempuan.

Sebaik-baik tempat berkeluh kesah hanya pada Sang Pencipta. Berbulan-bulan dan beberapa tahun. Aku tetap bertanya-tanya. Kamu jugakah ?

Allah tak mungkin salah. Allah Maha Tahu. Allah itu Maha Adil. Itu yang selalu aku percaya. Dan terus aku percayai. Karena aku tak pernah kecewa padaNya. Itu yang aku tahu.
Dan kenyataan bahwa aku perempuan, tak mungkin tak ada artinya. Tak mungkin juga Allah sengaja menjadikan Makhluknya lebih rendah daripada yang lainnya begitu saja.

Aku perempuan. Kamu pun aku kira begitu. Bukan berarti aku dan kamu lebih rendah dari jenis lainnya. Pasti ada Alasan untuk menjelaskan semua ini. Untuk memuaskan pertanyaan ini.

Dan hey! Suatu ketika itu, ditengah tangisanku atas pertanyaan-pertanyaan itu, atas segala rasa iri itu, hati ini tiba-tiba damai. Rasa sedih yang sulit diartikan seketika luluh. Menjadi keharuan. Allah ada saat itu. Dan Dia memang selalu ada. Selalu. Allah menjawab kecemburuanku. Dia Memelukku dengan rahmatNya, seketika itu aku disadarkanNya.

Aku memang perempuan.
Aku memang tidak diciptakan untuk mengangkat senjata tajam dan menunggang kuda atau tank baja di tengah kucuran darah para syuhada. Walau itu bisa saja terjadi.
Tapi tidak, bukan untuk itu ! Setidaknya, itu bukan yang terbaik bagiku. Yang seorang perempuan.

Sekarang, aku sangat bahagia. Karena aku diciptakan sebagai seorang perempuan. Yang Rasul sebutkan dengan manusia yang setengah akalnya dan ibadahnya.
Aku tahu maksudnya, akal tentu saja itu karena dominasi perempuan ada pada perasaan. Yang dengannya mampu melumpuhkan akal seorang pria yang bertaqwa sekalipun. Dan aku bahagia saat dengan setengah akal ini mampu aku optimalkan. Sedangkan di luar sana masih banyak laki-laki yang tidak mengoptimalkan ke-satu akalnya itu.

Lalu dengan setengah ibadahnya. Tidakkah kita, perempuan, merasa bersedih karenanya ? aku selalu takut hanya karena aku haidh meninggalkan sholat dan shaum, malah keenakan. padahal kita harus mengejar. Dan berusaha lebih taqwa lagi. Mari kita teliti, solusi yang Allah tawarkan menentramkan jiwa. Allah telah menyesuaikan kewajiban sesuai kesanggupan hambaNya. Aku bahagia, dan kadang heran, banyak sekali perempuan, aku pikir termasuk kamu,yang merasa sangat iri pada laki laki. Tapi, masih banyak pula laki-laki yang justru terbalik, iri pada perempuan. Dan bahkan enggan melaksanakan sholat Jum'at dengan dalih "tidak hanya perempuan yang berhalangan." Wallahu 'alam.

Aku perempuan.
Aku bahagia.

Di saat perempuan lain menjadi fitnah yang sangat besar bagi kaum laki-laki, Allah, bantu aku untuk menjadi perempuan yang menguatkan iman laki-laki.
Di saat perempuan lain mudah tersesat, dengan kelemahan akal dan ibadahnya, Allah.. bantu aku untuk menyempurnakan rasa syukurku. Dan dengan wujudku sebagai perempuan ini, karakter hamba-hambaMu pada generasi baru engkau amanahkan padaku. Kelak.. aku sebagai seorang Ibu.

Tentu saja aku bahagia.. karena aku perempuan.

Comments

Popular posts from this blog

Kami adalah Ummahatul Ghad (UG)

Cowok Keren Limited Edition

Barefoot In Baghdad (resensi buku dan sinopsis)