Jadi Santriwati ? Siapa takut !

           Di zaman modern kayak gini, apa-apa yang berbau agama selalu dikatagorikan ‘kolot’ bagi anak muda. Namanya juga remaja, dimana eksistensis seseorang yang paling tinggi ada pada masa ini. Remaja, masa yang labil menurut ku. Namun, apa jadinya kalau seorang yang berasal dari lingkungan sosial yang eksis tiba-tiba dimasukan ke dalam lingkungan pesantren ? apa jadinya seorang perempuan jadi santriwati ? yang tadinya bergaul sangat akrab dengan cowok, jadi sangat menjaga jarak ? aneh kan ? atau ... bingung nih mau ngomong apa.
Pesantren Persatuan Islam 7 Cempakawarna Tasikmalaya
       Alhamdulillah aku lulus sebagai alumni SDN Nagarasari 3 Tasikmalaya thn 2010 dan SMPN 5 Tasikmalaya thn 2013. Lalu kenapa aku tidak masuk SMA saja ? padahal semua orang percaya aku mampu masuk jalur prestasi sekalipun ke SMA favorite di kota ini. Malah, kakak sepupuku menawarkan bagaimana jika aku ikut seleksi ke SMAN 3 Bandung, SMA no.1 se-Jawa Barat, katanya. Entahlah, aku tidak ingin bersekolah di sekolah umum. Walau hati sering terlena, namun aku ingat ada yang harus aku capai terlebih dahulu.
         Memang, sejak SD aku lebih suka belajar di MDA / Sekolah agama. Entah apa yang membuatku nyaman di sekolah agama yang durasi waktu belajar hanya 1 jam saja, namun rasanya aku ini telah seharian belajar di sana. Bahkan saat pulang tiba, aku tidak ingin hari itu berhenti dan berpisah dengan teman-teman MDA pula. Di SD, aku belum tentu begitu.
           Ternyata ditempatkan di SMP Favorite belumlah mecukupi harapanku. Perlahan aku mulai iri karena perbedaan pergaulan di SMP dan di Pesantren. selama 2 tahun, posisiku ini semakin sesak. Aku memutuskan untuk pindah saja dari sana, menuju MTs Cempakawarna. Namun, Ibu tak ingin aku menyerah. Aku harus menunda keinginanku untuk menjadi seorang santriwati selama 1 tahun lamanya. Demi Ibu, aku rela untuk bertahan.
            Entah apa jadinya jika aku berada dalam posisi seperti remaja kebanyakan saat ini. Menjadi seorang santriwati bagiku bukan sekedar terpicu untuk menjadi ustadzah, bu Hajjah, atau perempuan muslimah tersohor lainnya. Tujuanku hanya satu, ingin membenahi diri. Setidaknya aku ingin mengingatkan diriku sendiri bahwa aku ini akan mati. suatu saat nanti akan datang padaku malaikat Izroil dengan wujud yang siap saja menjadi sangat menyeramkan. Aku ini akan berada di alam kubur. dan akan ada 2 Malaikat yang akan menanyaiku dalam tempat kegelapan, kesunyian, kesepian dan kesempitan. Aku ini akan berada di yaumul akhir dan akan diminta pertanggungjawaban langsung oleh Allah swt yang Maha Keras SiksaNya.
          Menjadi seorang santriwati, kenapa takut ? selama itu membuat kita menjadi lebih baik di mata Allah swt, kenapa takut ? walau seakan seluruh dunia ini berkata buruk tentang kita, kenapa takut jika sejatinya Ridho Allah-lah yang kita harapkan ?  walau faktanya belum sempurna, setidaknya kita mau mencoba. Dan terus berusaha agar tidak terjebak dengan kehidupan masa remaja yang dipenuhi kelabilan dan mudah terlena dengan kesenangan duniawi. 

Comments

Popular posts from this blog

Kami adalah Ummahatul Ghad (UG)

Cowok Keren Limited Edition

Barefoot In Baghdad (resensi buku dan sinopsis)