Ibu Masa Depan VS Pacar Idaman
Dari judulnya saja sudah terbayang lah apa tujuan tulisan berikut ? ini tulisan lanjutan dari postingan yang sebelumnya “Kami adalah Ummahatul Ghad”. so, sebelum aku paparkan lebih lanjut, bolehkah diriku ini bertanya ? untuk sekarang, mana yang kamu pilih, Ibu Masa Depan atau Pacar Idaman ? jujur yaa..
Yang aku lihat dari orang pacaran itu mereka pegangan
tangan dengan lengketnya. Mereka yang kemana-mana SELALU jalan berdua seperti
magnet. Si Cowok yang jadi ojek gratissan dan orang yang nurut aja buat disuruh
ini itu sama ceweknya. Si Cewek yang jadi guling hangat buat di pelukin dan di
gimana-gimanain sebebasnya atas dasar hak si cowok. Dan ajaibnya orangtua
mereka malah senang dan memberi izin untuk si pacar ngapa-ngapain anaknya asal
tetap wajar pacarannya, katanya. Yakin yang begitu wajar ? bukankah orang yang
berduaan bukan mukhrim itu yang ketiganya syaitan kan ? nah loh, siapa yang
tahu apa yang sudah mereka lakukan di belakang orangtuanya ?
Tidak ada habisnya aku paparkan seputar problematika
pacaran. Kali ini, mari kita bandingkan antara Ibu Masa Depan dan Pacar Idaman.
Di saat Pacar Idaman
sibuk mencari baju tren baru dengan model yang semakin seksi dan harga yang
melambung tinggi, seorang Ibu masa depan akan dengan susah payah berusaha
bagaimana caranya menjahit. Atau sekedar mencari tahu jenis-jenis bahan yang
berkualitas, harga terjangkau dan bisa menutupi auratnya secara sempurna.
Di saat Pacar Idaman
sedang sibuk memamerkan tubuhnya agar menarik banyak pria tergiur melihatnya,
seorang Ibu Masa Depan akan berjalan dengan memperhatikan langkahnya dan
berusaha menjaga perhiasannya hanya untuk Suami kelak.
Di saat Pacar Idaman
sedang asyik bernyanyi merdu untuk menggoda pria, Seorang Ibu Masa Depan akan
membasahi bibirnya dengan senandung dzikir dan bacaan ayat suci Al-qur’an.
Di saat Pacar idaman
asyik Hang out di sebuah Restoran ternama bersama sang kekasih suap-suapan,
seorang ibu masa depan sedang asyik pula dengan buku resepnya untuk
mempersiapkan diri menjaga asupan gizi bagi keluarganya kelak.
Di saat pacar idaman
mengedip-ngedipkan matanya pada pria lain, ibu masa depan akan menundukan
pandangannya.
Di saat pacar idaman sedang menonton film bioskop romantis bareng pacarnya, ibu masa depan sedang memfokuskan matanya pada buku-buku ilmu untuk memantapkan kemampuan kognitifnya hingga nanti ia mampu menjadi sekolah pertama terbaik bagi anaknya kelak.
Di saat pacar idaman sedang menonton film bioskop romantis bareng pacarnya, ibu masa depan sedang memfokuskan matanya pada buku-buku ilmu untuk memantapkan kemampuan kognitifnya hingga nanti ia mampu menjadi sekolah pertama terbaik bagi anaknya kelak.
Dan di saat pacar
idaman sedang frustasi dengan positive-nya, Ibu masa depan tetap teguh menjaga
kesucian dirinya hingga akad terucap.
Sebenarnya masih
banyak lagi persaingan antara keduanya. Apa cukup jelas, kawan ? mungkin kamu
bisa membuat perbandingan sendiri untuk lebih jelasnya. Karena “Pacar” di atas
lebih pada cakupan umum. Mungkin sedikit berbeda dengan “pacar” lingkungan
pesantren, emang ada ya ? yang jelas, kita sudah dewasa. Seharusnya tahu mana
yang baik dan mana yang buruk. Kita yang menentukan kita juga yang akan
bertanggung jawab.
Pacar idaman itu
hanya dinikmati sementara, ya gak ? jelas dong siapa yang menang ? aku ingin bertanya untuk terakhir kalinya
dalam catatan ini, apakah seorang Ibu Masa Depan akan merelakan dirinya menjadi
seorang pacar dari seseorang yang belum halal baginya ? jawab dalam hati ya.. :)
7.9.14
7.9.14
dan ini adalah pepatah yang mungkin tidak asing lagi buat kita, bahwa " Seburuk-buruknya laki-laki tetap menginginkan perempuan baik-baik untuk jadi istrinya. "
Comments
Post a Comment