problematika pacaran #2 serie Ikhwan Akhwat Nyebelin

oh iya sebelumnya, sudah baca serie pertama dari "Problematika Pacaran #1" ? yang belum baca -> klik
Baiklah, ini nih beberapa contoh
tipe ikhwan atau akhwat yang membuat kita kecewa karena kalah dengan godaan
“pacaran” :
a.
Namanya Adi *samaran*,
santri yang hafal al-qur’an loh ! tapi, dia punya pacar yang kebetulan
santriwati se-pesantren sama dia. Memang, kalau di pesantren mereka terpisah
oleh gerbang yang mengkhususkan kaum ikhwan dan kaum akhwat. Makanya sulit
memberi peluang saling bertemu antara ikhwan dan akhwat. Tapi, namanya juga
zaman modern, tak ada rotan akar pun jadi. Entah bagaimana mereka bisa saling
mengenal, di medsos mereka saling bercanda mesra. Duuh, memang sih mereka tidak
saling bertemu. Tapi apa bedanya dengan kata2 mesra yang tak sepantasnya
diucapkan pada yang belum halal ? yang membuat jengkel, bukannya si adi ini
hafal al-qur’an ya ? kenapa tidak diamalkan dengan baik ?
b.
Namanya yuni *nama
samaran*, dia adalah teman baruku yang sempat membuatku kagum padanya. Saat di
asrama, dia sering belajar dan membaca buku. Dia juga sangat manis dan baik
hati. Dari rona wajahnya, dia terlihat seperti orang yang jarang sekali marah.
Aku sempat menghilangkan payungnya karena tidak sengaja, dia malah dengan
santai berkata tidak apa-apa dan dibalas dengan senyum manisnya. Padahal waktu
itu sedang musim hujan dan di asrama orang yang punya payung hanya sedikit
sekali. Belum lagi dia adalah perempuan yang selalu mengingat kematian dan
seketika membuatku malu. Tak aneh, dia adalah akhwat yang paling sering
menyendiri, rajin beribadah dan belajar di antara teman kamarku yang lain. Tapi
ternyata, melihat medsos miliknya, dia ini punya seorang pacar. Belum lagi foto
yang diedit bersama. Dan kata-kata manja si pria pada yuni. Hilang sudah
kekagumanku padanya. Kenapa ?? kenapa wanita sealim itu harus punya pacar ?
c.
Namanya sandi *samaran*,
dari segi pemikiran dia bisa disebut dewasa. Dia bukan ikhwan yang suka merayu,
tebar pesona, atau ganjen sama akhwat. Tapi kalau berbicara dengan akhwat, dia
serius tapi santai. Jadi tidak kaku juga. Saat ada anak perempuan yg belum
baligh memang, masih dalam keluarga yg memegang aturan islam, tapi tidak
menutup aurat / tidak mengenakan kerudung dia menundukkan pandangan.
Subhanallah.. hal yang tak terduga, lagi-lagi pada seorang ikhwan / akhwat yang
begitu mengagumkan dalam pendirian agamanya, kenapa harus mempunyai pacar ??
temanku berkata, jika dalam menjaga pandangan dari yang bukan mukhrim / hal
yang tak patut dilihat saja bisa dia lakukan, lalu kenapa hatinya tidak bisa
dia tundukan dari yang bukan mukhrimnya ? sungguh disayangkan.
d.
Dulu, banyak ikhwan yang
tiba-tiba memiliki no hp ku. Sejak saat itu, aku tidak ingin menyimpan no hp
ikhwan selain yang berkepentingan saja. Kau tahu kenapa ? dari gerik-geriknya,
mungkin mereka menyukaiku. dan beberapa berniat untuk mengambil hati. Tahu
tidak, mereka itu sudah mempunyai masing2 pacar ! bayangkan, yang sudah punya
pacar saja masih berani mendekati perempuan lain. Kasian deh yang jadi
pacarnya. Eh, siapa suruh pacaran sudah tahu belum halal ? bagaimana nanti jika
sudah menikah ? dari kejadian itu, sejak awal aku memang sudah bertindak
hati-hati agar tidak tergoda. Akhirnya aku tahu, betapa ruginya jika aku
tergoda. Mereka menyeramkan.
e.
Yang membuat heran itu,
ketika ada 2 ikhwan yang tidak saling mengenal menasehati dgn nasehat yg
kebetulan sama, jangan pacaran ya ! tapi, mereka sendiri dari awal juga sudah
terbiasa dengan status berpacaran. Dan masih berpacaran. bukan berarti aku iri,
tapi , kenapa mereka bisa menasehati orang lain, sedangkan diri mereka
bagaimana ? kenapa mereka tidak bisa ?
f.
Saya juga masih heran
dengan ikhwan dan akhwat yang sudah khitbahan, Si ikhwan aktifis dakwah, si
akhwat juga baik hati dan pendiam. Namun mereka tak kunjung menikah.. Wajar
memang, tapi, selama dalam tahap pra-nikah kok kayak orang yang pacaran ya ?
kalau disebut sah-sah saja, kan belum halal ? belum ada akad antara keduanya
iya kan ? terus kalau disebut tidak
boleh, katanya sudah dikhitbah ? bentuk apapun hubungan itu, selama belum ada
akad, sama aja bohong dong. Tetap seharusnya menjaga hati dari hal-hal yang
memadhorotkan seperti khalwat. Justru masa seperti kasus ini lebih berbahaya
loh. Bayangkan saja kalau ternyata Allah berkata lain dan tidak mentakdirkan
mereka yang sudah terlanjur dekat ?
Untuk kamu sama-sama jomblo sampe
halal, Gimana pendapatnya setelah membaca beberapa karakter ikhwan / akhwat
blacklist di atas ? nyebelin gak ? rasanya itu, seperti terbang melayang tinggi
lalu seketika ada sebuah batu yang menimpa dan membuat kita benar-benar jatuh
dan tersadar dari mimpi. Karena kita udah terlanjur kagum dan bahkan menjadikan
mereka motivasi buat kita yang imannya masih goyah dibanding keimanannya. Setelah
tahu bahwa mereka memiliki sesuatu yang menyimpang dari prinsip kita, aah
Seperti hilang arah dan semakin pemisis. Mereka saja bisa terlena, bagaimana
kita nantinya ? akankah kita seperti mereka ?
Manusia
memang mempunyai kekurangan. Tak ada yang sempurna. Ada juga ikhwan / akhwat
yang sempat terhipnotis oleh cinta dan menempuh jalan yang salah. Setelah
mereka sadar, akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan kesalahannya dan
kembali mengumpulkan berkas-berkas cahaya untuk menerangi jalan yang dia lalui
nantinya. Apakah jalan yang benar atau jalan yang membuat kita semakin jauh
dariNya. Aku rasa tipe ikhwan/akhwat yang ini, jauh lebih baik. Bertaubat sebelum
terlambat daripada tidak sama sekali.
Tak usahlah kita meminta lawan
jenis agar diberi nasehat dengan cara yang salah. Pacaran yang katanya untuk
motivasi. Kita masih mempunyai banyak teman yang akan lebih memudahkan kita
untuk berjalan secara berjama’ah dengan memikul lebih ringan segala ujian yang
menimpa. Teman-teman pula yang akan menujukkan kita pada jalan yang benar.
Yaitu teman yang menjadi kekasihNya. Itulah mengapa aku selalu berharap agar
ditempatkan diantara Kekasih-kekasihNya. Semoga kamu salah satu dari mereka.
aamiiin.. ^^ keep istiqomah !!
20/10/14
Comments
Post a Comment